Dan segalanya menjadi lebih tidak dapat ia mengerti, sergapan yang tiba-tiba, kegelapan yang mencekam, suara-suara, kilasan peristiwa yang bukan miliknya. Nic beranjak dari lantai beralas karpet di depan layar monitor. Nafasnya masih sedikit tersengal. Ia menyeka keringat yang membasahi wajah dan lehernya. Bungkus obat-obatan yang baru saja diminium dibiarkan berserakan di atas karpet. Dengan lemas ia melangkah ke tempat tidur, menyalakan AC dengan remote dan kemudian merebahkan seluruh tubuh dan pikirannya di atas tempat tidur.
"Ini berarti sudah yang keempat kali aku mengalami kejadian seperti ini. Dan aku rasa ini yang paling lama dan paling menyakitkan. Tapi, entahlah, dalam kesadaranku aku ingin mengetahui apa akhir mimpi ini, jika ini memang mimpi", pikirannya melayang jauh.
Matanya memandang kosong langit langit. Sarang laba-laba nampak menggantung di beberapa tempat. Satu ekor nyamuk seperti salah mengambil arah dan terjebak di untaian jaring. Menggetarkan tubuh dan sayap dengan pasrah berharap keajaiban untuk dapat melepaskan diri sementara sang pemilik rumah berjalan dengan angkuh menghampiri.
Dengan tiba-tiba Nic bangkit terduduk, beringsut ke pinggir, dan beranjak setengah berlari ke arah tempat dimana ia tadi pingsan. Di atas karpet di depan layar monitor yang diletakkan diatas sebuah meja kecil Ali duduk dengan tegak, tangannya meraih mouse dan mengarahkan pointer ke aplikasi Internet Explorer.
Tampilan awal internet explorer muncul dengan alamat google.com. Pointer mouse diarahkan ke address navigation bar dan mengetikkan satu alamat di blogger.com.
Lalu matanya mulai membaca seluruh tulisan yang ada di web site yang berisi catatan jurnal dari seseorang yang baru saja secara misterius ia kenal di internet. Entah kenapa segala hal yang terjadi pada dirinya tertulis dengan sangat akurat di jurnal yang dulu ia temukan secara tidak sengaja itu.
Only God Could Judge Me
Des0lati0n. Despair. Depressi0n. A fight t0 stay alive.
Sunday, November 7, 2004
The Failure of a birth
Dan lihatlah kini kau terjaga dengan segala ketakutanmu, dengan segala pertanyaanmu. Dan seperti seekor anak ular yang ketakutan kau menghampiriku untuk mencari jawaban. Tidak ada jawaban atas pertanyaan yang belum ada. Tidak ada pertanyaan atas segala yang belum terjadi. Dan entah apa yang ada padamu menghalangi kita untuk bertemu.
Keistimewaanmu, entah apapun itu, semakin lama membuat penjagaanku atasmu semakin menarik sekaligus mengkhawatirkan. Bukan hanya kau yang ingin mengerti akhir dari segala mimpi, tapi aku, mereka dan banyak lagi. Sebagian diriku menginginkanmu untuk menyerah. Namun sebagian lagi menginginkanmu untuk tetap melawan. Biar Tuhan yang memutuskan.
Tidurlah, tubuhmu telah menahan beban yang terlalu berat.
Matanya menerawang, tulisan yang hanya dua paragraph itu dibacanya berulang-ulang seperti tidak ingin melewatkan satu makna sekecil apapun yang bisa ia terka. Tapi pertanyaannya tidak terjawab, hanya menambahkan pertanyaan baru. Pertanyaan- pertanyaan yang sangat mendasar. Apakah aku akan mati dan dia adalah malaikatku?
Mungkin di jaman seperti ini malaikat maut menggunakan email untuk melakukan kontak dengan jiwa-jiwa yang akan mati.
No comments:
Post a Comment